Minggu, 06 Oktober 2013

Pengukuran Penyimpangan (Range-Deviasi-Varian)

Varian dan Standar Deviasi (Simpangan Baku)

Range

Range adalah selisih antara nilai terbesar ( nilai maksimum ) dengan nilai terkecil ( nilai minimum ) pada suatu gugus data. Range bukan merupakan ukuran penyebaran data yang baik karena ukuran ini hanya memperhatikan kedua nilai ekstrem dan tidak mengatakan apa-apa mengenai sebaran bilangan-bilangan yang ada diantara kedua nilai ekstrem tersebut.

Range = Nilai Maksimum – Nilai Minimum

Varian dan Standar Deviasi

Varian dan standar deviasi (simpangan baku) adalah ukuran-ukuran keragaman (variasi) data statistik yang paling sering digunakan. Standar deviasi (simpangan baku) merupakan akarkuadrat dari varian.
Jadi jika salah satu nilai dari kedua ukuran tersebut diketahui maka akan diketahui juga nilai ukuran yang lain.

Penghitungan

Dasar penghitungan varian dan standar deviasi adalah keinginan untuk mengetahui keragaman suatu kelompok data. Salah satu cara untuk mengetahui keragaman suatu kelompok data adalah dengan mengurangi setiap nilai data dengan rata-rata kelompok data tersebut, kemudian semua hasilnya dijumlahkan.

Namun cara seperti itu tidak bisa digunakan karena hasilnya akan selalu menjadi 0.

Oleh karena itu, solusi agar nilainya tidak menjadi 0 adalah dengan mengkuadratkan setiap pengurangan nilai data dan rata-rata kelompok data tersebut, kemudian dilakukan penjumlahan. Hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) tersebut akan selalu bernilai positif.

Nilai varian diperoleh dari pembagian hasil penjumlahan kuadrat (sum of squares) dengan ukuran data (n).

Namun begitu, dalam penerapannya, nilai varian tersebut bias untuk menduga varian populasi. Dengan menggunakan rumus tersebut, nilai varian populasi lebih besar dari varian sampel.

Oleh karena itu, agar tidak bias dalam menduga varian populasi, maka nsebagai pembagi penjumlahan kuadrat (sum of squares) diganti dengan n-1 (derajat bebas) agar nilainya menjadi lebih besar dan mendekati varian populasi. Oleh karena itu rumus varian menjadi : 

Nilai varian yang dihasilkan merupakan nilai yang berbentuk kuadrat. Jika satuan nilai rata-rata adalah gram, maka nilai varian adalah gram kuadrat. Untuk menyeragamkan nilai satuannya maka varian diakarkuadratkan sehingga hasilnya adalah standar deviasi (simpangan baku).

Untuk mempermudah penghitungan, rumus varian dan standar deviasi (simpangan baku) tersebut bisa diturunkan :

Rumus varian :

Rumus standar deviasi (simpangan baku) :

Contoh Penghitungan

Misalkan dalam suatu kelas, tinggi badan beberapa orang siswa yang dijadikan sampel adalah sebagai berikut. 

172, 167, 180,170, 169, 160, 175, 165, 173, 170

Dari data tersebut dapat dihitung varian dengan menggunakan rumus varian di atas.

Dari penghitungan, diperoleh nilai varian sama dengan 30,22.

Dari nilai tersebut bisa langsung diperoleh nilai standar deviasi (simpangan baku) dengan cara mengakarkuadratkan nilai varian.

Keterangan:
s2 = varian
s = standar deviasi (simpangan baku)
xi = nilai x ke-i
 = rata-rata
n = ukuran sampel

Kuartil, Nilai rata-rata ukur dan Harmonik

Nilai Rata-rata Ukur dan Harmonik

1.        Nilai Rata-rata Ukur (Geometric Mean)
a.  Pengertian  Nilai Rata-rata Ukur
Nilai rata-rata ukur dari sekelompok bilangan ialah hasil perkalian bilangan tersebut, diakar pangkatkan sebanyaknya bilangan itu sendiri.
Rata rata ukur dipakai untuk menggambarkan keseluruhan data khususnya bila data tersebut mempunyai ciri tertentu yaitu banyaknya nilai data yang satu sama lain saling berkelipatan sehingga perbandingan tiap dua data yang berurutan tetap atau hampir tetap. Bila suatu kelompok data mempunyai ciri seperti ini maka rata rata ukur akan lebih baik dari pada rata rata hitung.
b.   Cara menghitung nilai rata-rata ukur
Rata rata ukur G dari kelompok data X, X, X, …Xn didefinisikan sebagai berikut
·         Untuk Data Tidak Berkelompok
                        n
G =    √ ( X1, X2, X3….Xn )                Untuk Data yang Kecil
                                     ( ∑ log X )
G = antilog ( ------------------- ) Untuk Data yang Besar
                                      ∑ n
·         Untuk Data Berkelompok
                                    ( ∑ f . log X )
G = antilog ( ------------------- )
                                                ∑  f
Contoh: Tentukan rata rata ukur (GEOMETRIC MEAN)  data 2, 4, 8
Jawab :
            n = 3
Log 2 = 0,3010
Log 4 = 0,6021
Log 8 = 0,9031
Maka Log 2 + Log 4 + Log 8 = 0,3010 + 0,6021 + 0,9031 = 1,8062
                                                 ( ∑ log X )
G = antilog ( ------------------- )            
                                                    ∑ n
                                               ( Log 2 + Log 4 + Log 8 )
G = antilog ( ------------------------------------- )             
                                                                3
                                                 ( 1,8062 )
G = antilog ( ------------------ )  =  antilog 0,6021 = 4  
                                                       3
2. Nilai rata-rata  Harmonik (harmonic mean)
Rata-rata harmonik dari suatu kumpulan data x1, x2, …, xn adalah kebalikan dari nilai rata-rata hitung (aritmetik mean). Secara matematis dapat dinyatakan dengan formula berikut:
·         Untuk Data Tidak Berkelompok
                                      n
Rh  =  ----------
                                     ∑ (1 / x )
·         Untuk Data Berkelompok
                                      f
            Rh  =  --------
                                    ∑ ( f / x )
Secara umum, rata-rata harmonic jarang digunakan. Rata-rata ini hanya digunakan untuk data yang bersifat khusus. Misalnya,rata-rata harmonik sering digunakan sebagai ukuran tendensi sentral untuk kumpulan data yang menunjukkan adanya laju perubahan, seperti kecepatan.
Contoh:
Nyonya Lukman melakukan perjalanan dari Bandung ke Sidoarjo pulang pergi,     Dalam perjalanan tersebut naik kereta api. Bertolak dari Bandung ke Sidoarjo berkecepatan 90 km/jam, tetapi waktu pulang mampir dulu ke yagyakarta dengan kecepatan 70 km/jam, kemudian hari berikutnya dilanjutkan lagi perjalanan menuju Bandung dengan kecepatan 80 km/jam, berapakah kecepatan rata rata perjalan nyonya Lukman
Jawab :
Kecepatan Pertama X1 = 90 km / jam
Kecepatan Kedua (X2) = 70 km / jam
Kecepatan Kedua (X2) = 80 km / jam
n = 3
                             n                                3
Rh  =  ------------ = ---------------------------------------------
                      ∑ (1 / x )       ( 1 / 90 ) + ( 1 / 70 ) + ( 1 / 80 )
                             n                                                      3
Rh  =  ------------ = ------------------------------------------------------------------------
                      ∑ (1 / x )    ( 0.011 km / jam) + ( 1.0143 km / jam) + ( 0.01254 km/jam
   
Rh  =   3 : 0,0379 km / jam = 79.155 km/jam

KUARTIL


Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya disebut dengan kuartil.  Simbol kuartil adalah K.  Dengan demikian, ada tiga buah kuartil, yaitu K1, K2, dan K3.  Pemberian nama dimulai dari nilai kuartil yang paling kecil.  Untuk menentukan nilai kuartil, caranya adalah sebagai berikut.
1. Susun data menurut urutan nilainya, dari terkecil ke terbesar
2. Tentukan letak kuartil
3. Tentukan nilai kuartil

Letak kuartil ke-i, diberi lambang Ki, ditentukan dengan rumus sbb.
rumus K
Contoh
Sampel data
27  30  28  29  22  25  24  23  24  25   27  31  21  26
Setelah disusun,
21  22  23  24  24  25  25  26  27  27  28   29  30  31
rumus k1
yaitu antara data ke-3 dengan data ke-4 dan 0,75 unit jauhnya dari data ke-3
Dengan demikian,
nilai K1 = data ke-3 + 0,75(data ke-4  -  data ke-3)
       K1 = 23 + 0,75(24-23) = 23,75

rumus k2
yaitu antara data ke-7 dengan data ke-8 dan 0,5 unit jauhnya dari data ke-7
Dengan demikian,
nilai K2 = data ke-7 + 0,5(data ke-8  -  data ke-7)
       K2 = 25 + 0,5(26-25) = 25,5

rumus k3
yaitu antara data ke-11 dengan data ke-12 dan 0,25 unit jauhnya dari data ke-11
Dengan demikian,
nilai K3 = data ke-11 + 0,25(data ke-12  -  data ke-11)
       K3 = 28 + 0,25(29-28) = 28,25

Selasa, 01 Oktober 2013

CONTOH-CONTOH KUESIONER


CONTOH- CONTOH KUESIONER MENGGUNAKAN SKALA
  1. 1.      SKALA LIKERT

Setiap butir terdiri atas satu pernyataan, boleh berbentuk positif, dan boleh juga berbentuk negatif.

            Untuk setiap pernyataan, responden memilih salah satu tanggapan berupa
            SS         = sangat setuju
           S            = setuju
            R           = ragu
           TS          = tidak setuju
         STS          = sangat tidak setuju
            Tanggapan responden dikodekan ke dalam bilangan dari 1 sampai 5

Contoh
            Kuesioner sikap skala Likert tentang Pendidikan
            Tuliskan A, B, C, D, atau E, untuik
            A = sangat setuju
            B = setuju
            C = ragu
            D = tidak setuju
            E = sangat tidak setuju
           
[dikutib dari University of Minnesota]

            ______            orang akan belajar lebih banyak me-
                             lalui bekerja empat tahun daripada ber-
                             sekolah di SMU/SMA
            ______            lebih banyak pendidikan orang, lebih
                             banyak ia menikmati hidup
            _________      pendidikan membantu orang untuk
                                   menggunakan waktu senggangnya
                                   bagi keuntungan yang lebih besar
            _________      bagi seseorang, pendidikan yang baik
                                   adalah kesenangan yang besar di luar
                                   pekerjaannya
            _________      hanya mata pelajaran membaca, menu-
                                   lis, dan berhitung yang perlu diajarkan
                                   di sekolah dengan menggunakan uang
                                   rakyat
            _________      pada saat ini, pendidikan tidak memban-
                                   tu orang dalam pemerolehan pekerjaan
            _________      kebanyakan orang muda memperoleh
                                   terlalu banyak pendidikan.


  1. 2.      SKALA THURSTONE

Alat ukur terdiri atas sejumlah butir
–        Setiap butir memiliki nilai butir yang terletak di antara 1 sampai 11 serta memiliki kualitas butir melalui jarak interkuartil.
            Perangkat kuesioner disusun dengan memilih butir agar jarak di antara nilai butir adalah sama atau kira-kira sama (level interval)
  • Mis. 1,7   2,2    2,7   3,2   …
            Nilai butir tidak diketahui oleh responden
            Responden hanya mencentang butir yang disetujuinya (dan membiarkan butir yang tidak disetujuinya)

Contoh

            Kuesioner sikap skala Thurstone tentang kelas terbuka
            [dikutib dari Mueller]
            Berika tanda centang pada butir yang isinya disetujui
            ________        ruang kelas terbuka menjurus ke kena-
                                   kalan anak
            ________        saya tidak mau anak saya masuk ke
                                   sekolah dengan ruang kelas terbuka
            ________        anak yang belajar di ruang kelas terbuka
                                   menjadi lebih kreatif
            ________        ruang kelas terbuka terlalu tidak berdisi-
                                   plin untuk mencapai hasil belajar yang
                                   maksimum


  1. 3.      SKALA SEMANTIK DIFERENSIAL

Memilih satu letak di antara dua hal yang berlawanan.

            Contoh
            Pada pelajaran psikometrika, beri tanda centang di tempat yang sesuai dengan perasaan anda

            Sulit            ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___  Mudah
                                 1     2     3    4     5     6     7
            Menarik      ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___  Menjemukan
                                 1     2     3    4     5     6     7
            Penting       ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___  Sambilan
                                 1     2     3    4     5     6     7
            Sedikit        ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___   Banyak
                                 1     2     3    4     5     6     7
            Teoretis      ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___   Praktis
                                 1     2     3    4     5     6     7
            Cepat         ___ ___ ___ ___ ___ ___ ___   Lambat
                                 1     2     3     4    5     6     7